Thursday, June 15, 2006

Orang-Orang Nomer Dua

Jadi penduduk minoritas di suatu negara memang ada suka dukanya... Entahlah itu menjadi minoritas muslim atau Asia dll.

Sukanya, tentu saja Kita jadi merasa dekat banget dengan sesama komunitas Indo yang bermukim di sini. Kadang-kadang ketemu orang yang physically sama dengan Kita, otomatis langsung saling melempar senyum lebar walaupun belum kenal. Bahkan kalau memungkinkan, sempet-sempetnya SKSD nanya "dari Indo juga?". Dan dilanjutkan berchit-chat ria seakan-akan bertemu long lost friend.

Dukanya juga ada, dari kalau kangen makanan khas Indo tapi gak bisa bikinnya *hiks!*, sampe yang paling ekstrim kalau ada treatment beda dari orang asli sini.

Pas waktu di Jakarta menjelang keberangkatan ke Melbourne, Kita sempat sowan ke rumah tetangga yang kebetulan baru pulang dari Sydney (ADS juga). Buat sekedar silahturahmi sekalian nanya2 masalah persiapan hidup di negeri orang. Rada kaget juga pas istrinya cerita pernah dapet harrasment dari orang-orang yang rasis. Terutama dari remaja-remajanya. Dia cerita, pernah suatu kali lagi nunggu di halte bus tiba-tiba ada segerombolan anak naik skate gitu ngelewatin dia sambil berteriak F**K YOU!. Lengkap dengan mengacungkan jarinya! Kebetulan teman gw ini juga berjilbab. Jadi dia udah wanta-wanti kemungkinan ada treatment yang beda dari orang setempat.

Gak itu aja, Seorang sahabat yang pernah bermukim di US juga berusaha menghindari keluar hari Sabtu sore saat org2 setempat mulai hang out, nongkrong dan minum2. Alasannya, karena Dia trauma karena sering di teriaki "Hey You! Go back to your Own Country!" sampe heboh gitu.

Sahabat gw jg yang kebetulan istrinya studi di sini juga trauma naik sepeda, gara-gara pernah di dorong sampai jatuh dan di teriaki B**CH!. Astagfirullah! Untungnya istrinya itu gak sampai cedera karena kejadian itu.

Nahh kemarin ceritanya ada seorang teman yang curhat lewat YM. Dia bermukim di Sydney, kebetulan suaminya juga sedang studi di sana. Dia curhat karena bingung gak tau harus bersikap gimana. Kebetulan apartmentnya pas di jalan besar bersebrangan dengan pusat makanan. Sepert MC. D, Hungry Jacks dkk. Alhasil kalau jam pulang sekolah rame dengan anak-anak remaja di daerah itu.. Dia bercerita, ada temannya yang lagi hamil ketika lewat di "Gong-Gong" in gitu sama anak2 itu. Dia awalnya gak ngerasa tapi kok di tujukan ke dia ya??! Tapi kan anjing menggonggong kafilah berlalu! Anak-anak itu gonggong, ya kita palu! hehehe apa sih?! oke oke serius lagi..

Nah yang bikin sedih kemarin teman gw itu cerita kalau barusan giliran dia yang kena. Pas dia lagi nunggu temen2 lainnya buat ngumpul di Mc. D, dia dilempar kentang. Waah! bener2 bingung ya mau bersikap gimana! sebagai penduduk minoritas, kalau lapor takutnya di putar balikkan ceritanya?, kalau gak lapor ya begitu terus. Dilema.

Tapi itulah, kebanyakan memang treatment seperti itu sering kali datang dari remaja, atau orang-orang dewasa yang kurang open minded ato educated. Kalau remaja-remaja itu berprilaku seperti itu, bisa jadi karena influence dari orang tuanya juga.

Gw kadang-kadang suka instropeksi, secara gak sadar kadang-kadang kita suka men-judge sifat seseorang karena etnis atau sukunya. Seperti pas gw di Spore. Bayangkan! temen gw cewek orang Malay! gak mau menikah dengan pria Malay Spore karena sudah ada anggapan bahwa pria Malay Spore itu pemalas. Atau misalnya kalau suku ini pelit, suku itu matre, suku ono tukang pelet haiiyahhh! (hari gini?!!!).

Atau tanpa sadar... seorang teman lagi jalan dengan anak-anaknya, trus hampir diserempet oleh motor yang dikendarai oleh seseorang yang kebetulan etnis tertentu, gak sadar langsung teriak "DASAR **** GILA!". Di depan anak-anaknya!

Bisa jadi para orang tua secara gak sengaja menanamkan rasa perbedaan itu ke anak-anaknya sejak kecil... Sehingga akhirnya bisa jadi efeknya seperti yang di atas itu. Remaja yang rasis. Bukan Narsis loh.. kayaknya Narsis lebih mending kali ya? :P

Oh well, just mengungkapkan uneg-uneg.. semoga kita semua bisa create a better place buat anak-anak kita.. dan semoga jangan ada lagi "orang-orang No.2".

3 comments:

Anonymous said...

ahh...jangankan dinegri orang...mata tinggal dibandung dulu waktu sma dieperlakukan sama kok..

ya mungkin seperti itu...sebenernya semuanya balik kemanusianya sendiri sendiri. karena belum kenal siapa siapa makanya mata hanya diam saja. jadi mereka ngiranya sombong padahal kan dasarnya emang mata anaknya pemalu.

alhasil kata kata seperti "hey jawa ngapain loe ??" yah itu sebagai contohnya saja...sampai gara gara masalah sepele bisa kelahi lho...

tapi pas dijepang selama satu tahu, emm malah mereka tuh ramah ramah...begitu nyapa tetangga langsung diajakin masuk. ngga tanggung tanggung langsung dikasih "sake" makkk....siang siang minum sake ???

mungkin karena adat ketimuran mereka yang masih kental jadi yah seperti itu...

Anonymous said...

bener mi...gak enak deh rasanya kalo kita diteriakin orang2 gitu...
pernah ya aku nglewatin gerombolan cewe gitu, eeh tiba2 mereka teriakin: "Halo cowo ganteng! godain kita dong!!!"....gitu... :p

btw, ini coba commentnya pake HaloScan.com deh..biar rada userfriendly dikit...

fisto

Anonymous said...

Geez, firstly you need to tweak a bit for the commenting section, it doesn't give a decent text area to do the commenting thing up to the most enjoyable experiences ever? Well anyhow, I used to have the same experieces with yours above, I was on my way going to Home from the Uni along with some of my Indo's friends, and there we were, chatting to the most... Hey I couldn't write comment any longer than this? Is this, sort of blogspot policy or something? Yeach, switch to Wordpress instead Mie.. :)