Friday, February 22, 2013

KETOPRAK #1

Masalah bahasa beberapa kali menjadi kendala juga di Kuwait, sebagian pendatang maupun penduduk asli terkadang ada yang minim sekali untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Kalau kebetulan bertatap muka langsung dengan ybs. tidak masalah, dengan dibantu bahasa isyarat insyaAllah akhirnya ngerti juga apa yang kita maksud. Lain hal kalau percakapannya melalui telpon seperti pengalaman saya menelpon salah satu perusahaan penyedia air minum (sebut saja M).

A: Hello good morning, could you send 10 boxes of water to Salmiya, Ewan Apartment, Block X, Tower Z please?

M: Ahh.. werr ? Address??

A: It's Ewan Apartment, Salmiya bla bla bla.. (menerangkan alamat lengkap)

M: Mmm... (ngomong2 sama temennya terus lanjutin nanya lagi)
      Aaa explenn plissss.. Near werrr??

A: Mmmm do you know Bread Talk? or Gulf Hotel?

M: ohh ya ya Gulf Hotel..

A: Its just accross Gulf Hotel

M: Gulf Hotel?? werr ??

A:  Accross Gulf Hotel!! Accross! (udah mulai tinggi intonasinya)

M : Address2??

A:  Do you know Dodo Chicken restaurant?

M : Dodo! haaa Dodo! EWAAAN???

A: Yesss! Ewan!

Capek dehhh... dari tadi juga ngomong Ewan pakkkkk... jadi keinget Sule..

Tuesday, February 05, 2013

Genap 2 bulan di Kuwait

Genap dua bulan di Kuwait.. alhamdulillah so far so good..

Proses adaptasi pasti ada dan lumayan challenging *sampe gak sempet posting blog :P. Tapi bener deh, setiap kepindahan pasti punya challenge masing2, but you know what? it's actually better than what i was expected.  Mungkin karena sebelum berangkat ke Kuwait saya sudah browsing2 blog beberapa foreigner yg tinggal di Kuwait, dari blog Indonesia (tentu saja yang paling lengkap adalah blog dua keluarga ini : Ardi's family dan Pinodita) juga beberapa blog bule salah satunya desert girl.  Masing2 punya pengalaman dan kesan tersendiri terhadap Kuwait. Yang paling dibuat frustasi dan misuh2 di blog biasanya adalah proses pengurusan administrasi di Kuwait. Entahlah itu untuk pengurusan Civil Id atau SIM (kalau menurut sesepuh di sini mudah susah cepat lamanya pengurusan ditentukan oleh amal ibadah masing2.. hehehe a.k.a belum tentu sama antar satu sama lain.

Contoh salah satunya adalah proses pengurusan SIM suami, bulan ini efektif sudah hampir 4 bulan pengurusan sim Dhanny gak kelar2. Alhasil berbekal sim international dari Indo, saya mau gak mau hari kedua di Kuwait harus nekad bawa si mobil besar automatic itu berkendara di jalur kanan (fyi seumur hidup saya sejak pertama naik mobil dari SMU sampe sebelum ke Kuwait gak pernah pake mobil matic apalagi nyoba drive di jalur kanan). Belum lagi orang sini gak sabaran nyetir mobil kayak naik bom bom car, ada main selonong nyalip sambil sms gak pake lampu sen, ada yg gayanya kayak orang kebelet beol  endebre endebre...

Fly to Kuwait

Biar lebih berurutan, saya mau nulis dulu tentang perjalanan kami dari Indonesia ke Kuwait. Sehubungan dengan jadwal entrance test sekolah Addry, akhirnya kita harus berangkat early dari rencana awal ke Kuwait. Daan karena Dhanny gak bisa cuti lagi akhirnya saya berangkat bersama Addry dan Dinant. Untungnya... somehow ada anak dari keluarga sahabat tante yang suaminya kebetulan berangkat juga dihari yang sama untuk kerja di SLB. Alhamdulillah.... kami ada yg bantu mengawasi (plus kenyataannya bukan hanya mengawasi tapi dibantuin juga angkatin barang2 lenongnya Dinant dan ngawasin Addry) terima kasih banyak om Arif.. semoga dibales Allah berlipat2 kebaikanmu..

Kami berangkat dengan Etihad Airways dari Jakarta take off  jam 6 sore kemudian sampai di Abu Dhabi untuk transit jam 23:15 waktu setempat dan kemudian berangkat kembali dari Abu Dhabi jam 01:55 kemudian sampai di 02:45 waktu Kuwait. Sebenarnya ada direct flight ke Kuwait dengan Kuwait Airlines tetapi baru berangkat dari Indonesia jam 12:00 malam pastinya saya dan anak2 sudah cranky pada jam2 tersebut. hehehe...

Bandara Abu Dhabi lebih bagus dari pada Kuwait, sayangnya pengaturan gate agak kurang jelas sehingga saya sekeluarga dan mas Arif sempat mengantri untuk naik ke pesawat menuju Beirut huahaha!. Intinya harus banyak tanya kalau gak mau nyasar (walaupun kami yg sudah banyak nanya juga nyatanya masih saja salah jurusan) :P.

So far perjalanan lancar.. Addry dan Dinant juga happy krn banyak istirahat selama penerbangan, ketika mendarat sudah ada petugas (hala) yang menjemput kami di depan gate pesawat. Jasa hala ini sengaja dipersiapkan oleh Dhanny agar bisa membantu kami untuk proses imigrasi di Kuwait. Hala kami saat itu adalah perempuan berkebangsaan Philipina, dan begitu kami bertemu, dia segera meminta dokumen yang dibutuhkan termasuk passpor dan visa asli.  Eng ing eng.. saat itu saya langsung kelimpungan karena saya hanya membawa passpor dan saya pikir sticker visa dalam paspor dari Kuwait embassy di Jakarta sudah memadai. Kenyataannya tetap perlu dokumen visa asli dari Kuwait (ukuran A4). Daann si visa asli ini ada di BAGASI!!. hahaha si Hala ini tentu saja langsung melotot begitu mendengar visa asli ada dalam bagasi.  Ok what do you expect from a woman travelling with 2 kids.. rempong bookk..!! Saya kemudian menanyakan apakah mungkin saya ambil dulu dokumen tersebut dengan jaminan bahwa kami akan kembali lg ke imigrasi menyerahkan dokumen lengkap.  Lalu dia langsung keliatan sibuk menelpon supervisornya.... Akhirnyaaa.. si supervisor pun mendatangi Kami. Untunglah si supervisor ini cukup gaul, dengan sedikit berbasa basi dengan petugas imigrasi, saya (tentunya dengan memboyong anak2) dapat keluar sebentar bagage belt untuk mengambil dokumen itu dari bagasi. Lalu kembali ke imigrasi untuk di-check kelengkapan dokumen. Dan setelah ter-pending sekitar 15-20 menitan alhamdulillah kami bebas! eh keluar juga dari imigrasi..

Abu Dhabi Airport


Keluar dari airport kami langsung melihat si 'Bapak' yang sudah teramat kangen dengan dua jagoannya, dan ehm dengan saya tentunya.. :P alhamdulillah akhirnya bisa kumpul... Pak Ridwan yang juga bekerja di company yg sama dan tinggal juga di apartment yg sama, menawarkan untuk menjemput kami sekeluarga, alhamdulillah! gak kebayang rasanya kalau kami harus naik dua taxi terpisah krn bagasi yang sedemikian banyaknya. Bahkan ada salah satu koper yang sudah meledak akibat overload, tentu saja koper itu  adalah koper baju SAYA dan sukses deh sebagian baju saya ngewer2 ngepel lantai aiport  Kuwait *hiks!.


Arrived at Our Apartment

Sesuai dengan ketentuan perusahaan tempat Dhanny bekerja, pegawai hanya mendapat akomodasi hotel 1 bulan pertama, setelahnya harus sudah menempati rumah (disini biasa disebut villa) atau apartment. Saya lebih memilih apartment, dengan pertimbangan selain compact (lebih mudah bagi saya yg maidless untuk membersihkan), lebih mudah untuk mengontrol anak bila lagi masak di dapur dll, dan yang paling utama adalah faktor keamanan. Buat kami yang baru saja pindah ke Kuwait dan belum familiar dengan lingkungan, tinggal di apartment akan memberikan lebih rasa aman daripada di rumah jika harus berhubungan langsung dengan pengantar air minum, pengantar gas dll. Karena itulah seminggu setelah Dhanny sampai di Kuwait pencarian apartment pun dilakukan, dan pilihan jatuh pada salah satu apartment berlokasi di wilayah Salmiya.  

Apartment kami tidak begitu besar, dua kamar dengan satu kamar pembantu tetapi it's got fascinating view! bahkan Kuwait Tower dapat terlihat dari balkon apartment kami. Lobby memiliki pengamanan yg baik juga maintenance yg selalu on call. Fasilitas cukup baik, dengan gym, indoor swimpool, playground (walaupun permainannya sangan minimalis), dan ruang serba guna (untuk bday atau main ping pong).  Di bagian depan apartment kami juga ada Bread Talk, dan ada kedai Sawarma dan roast Chicken yg suka bikin macet.

View from our balcony


Beginilah penampakannya ketika kami datang... saat kami datang, Kuwait lagi Winter dengan kisaran suhu sekitar 15-20 derajat Celcius. Dan karpet, meja makan, tv satu tempat tidur dan matras di rumah menjadi penghangat kami.. hehehe..



Sangat minimalis.. karena furniture dari Jakarta belum sampai.. semua perabotan sampai perkakas makan dan memasak dibeli secukupnya, sehingga sendok garpu gelas, cuci lagi cuci lagi.. 
Tapi kami semua senang, karena lokasinya yg strategis dekat dengan fasilitas belanja, pantai, tempat ngopi dan makan juga beberapa sekolah.

Setelah dua minggu tanpa furniture lengkap akhirnya furniture kami dari jkt tiba juga di Kuwait... now the house is having its soul :)








Summary 2 Bulan

Our Kuwait life selama dua bulan ini alhamdulillah berjalan lancar, saya sendiri fokus tiap hari tutor Addry untuk persiapan entrance test masuk ke sekolah either American atau British School.  Addry sempat les dengan native speaker cuma karena costnya gede banget kita batasi 8 X 1,5 jam tiap bulan hehe. Alhamdulillah mulai minggu lalu Addry sudah mendapat sekolah American School yang jaraknya walking distance dari apartment.  Sementara adaptasi dari rutinitas ibu bekerja ke full time mom (mengurus rumah, anak2) juga masih berlanjut. Ternyata melakukan pekerjaan rumah on daily basis itu challenging banget... belum nemu celah untuk melakukan extrakurikuler di luar rumah hehehe.   Yang jelas harus bangun on time kalau telat dikit semua schedule jadi berantakan, no break buat leyeh2 seharian hehehe. Termasuk Dhanny, alhamdulillah dia juga bantu bersih2 rumah, rutin bantu cuci piring abis dinner. Karena adaptasi sama kegiatan rumah, exercise di Gym jadi dimajuin ke jam 4 pagi hahaha! Biar tetep kurus katanya.

Saya juga sudah siap dengan Orang-orang di sini yang menurut banyak saya baca kebanyakan sombong2, ternyata sama juga dengan di Indonesia. Menurut saya kita gak bisa men-generalisasi sifat suatu bangsa. Buktinya tetangga apartment kami yang juga arab, sayang perhatian dan baik kepada kami. Anak laki2nya yg kebetulan sepantaran dengan Addry menjadi best friend buat Addry. Kami sering sekali bertukaran makanan, atau bahkan simple attention seperti meminjamkan potty buat training Dinant atau memberikan orientasi tempat belanja kepada Saya. Saya juga beberapa kali ketika mencari parkir kemudian dikasih kode untuk diberi parkiran oleh ibu2 di sini. Dan ketika saya pulang jalan dari sekolah Addry, ada juga ibu2 yang menawarkan tumpangan kepada kami. These are some of the things that we should be grateful of. Orang yang sombong dan menyebalkan memang ada kami temui, cuma kalau dipikir2 di Indonesia juga ada kok yg sombong2 gak jelas gitu hehehe.


What I like so far about Kuwait

1. Halal foods are sooooo easy to find, gak seperti ketika kami di Melbourne mau makan KFC atau Mc D aja harus ke ujung dunia untuk mencari cabang halalnya atauu gak bisa asal beli ayam dan daging2an di supermarket terdekat.
2. We always hear adzan, gak di apartment, gak di dalam mall kami selalu tau waktu sholat karena adzan selalu terdengar dimana2.
3.  No alcohol drinks, gak pernah ketemu orang mabok..
4.  Para hijabers biasanya lebih disegani dan dihormati, sehingga biasanya banyak yg sungkan kalau mau macem2.
5.  Wide roads.
6.  Good quality of foods, ya mengingatkan saya dengan melbourne krn di sini gampang cari cream chesse, atau makanan2 yang berkualitas.
etc.


Daaaan alhamdulillah kami juga mendapat banyak support dari teman2 Indonesia di sini terutama dari keluarga mbak Susy dan Pak Ardi, yg memberikan tips2 penting di Kuwait.. :)

Balik lagi saya pikir semua tergantung niat, niat untuk mencari wawasan dan pengalaman baru di tempat baru, niat untuk belajar hal baru, kalau kita sudah punya niatan insyaAllah semua challenge bisa lebih legowo dijalani...

Salam from Us