Sunday, December 17, 2006

Family Comes First

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulang ke rahmatullah "Gadia" a lovely daughter (10 mos) of our dear friends Mas Agung Wicaksono n Mbak Martha Maulidia. Semoga keluarga ini diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Semua cobaan yang diberikan Allah SWT ada hikmahnya. Tapi memang perasaan kadang-kadang tidak berbanding lurus dengan logika. Gw sebagai seorang ibu mungkin lebih bisa berempati bagaimana rasanya kehilangan anak. Membayangkannya saja rasanya gak sanggup.

Ini merupakan reminder lagi buat Gw bahwa, Life is indeed to short... Bahwa setiap moment bersama keluarga itu adalah the most precious moments in our life. Kadang kadar "awareness" kita untuk memberikan yang terbaik kepada keluarga kita menjadi berkurang. Apalagi karena sehari-hari kita menjalani rutinas kita di dalam keluarga terus menerus, lalu kadang-kadang menjadi suka menunda-nunda untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga, senang berargumentasi dengan pasangan dan malah lebih mudah memaafkan orang lain, membesar-besarkan masalah yang ada, mengutamakan kerjaan yang dianggap jauh lebih penting karena hasilnya lebih cepat nyata terlihat etc etc.. Gw pribadi sering harus recharge lagi awareness ini.

Gw jadi keinget punya seorang temen yang sukses banget dalam karir dalam umur 27 udah bisa jadi bagian dari Board of management. Tapi yang dikorbankan memang gak tanggung2. Dia bekerja 24 hours 7 days per week. Gw pernah tanya sama Dia, memang lo gak pengen "Balance life ya?" Pas itu Dia kebetulan memang lagi curhat karena dia ngerasa anaknya kok cepet banget besar tanpa dia ngerasain perkembangannya. Tapi ya pada akhir diskusi Dia tetep berprinsip bahwa selama didukung oleh istrinya dia mau kerja keras biar bisa pensiun ketika umur 40 tahun. Wahh menurut gw pribadi sih itu suatu cita2 yang optimis banget, pertama karena kita gak pernah tau umur orang sampe kapan, kedua apa bener keluarganya dan dia juga bahagia kehidupan jalanin ini? buktinya dia juga sering mengeluh, dan ketiga apakah dia memang benar2 bisa pensiun ketika umur 40 tahun (mengingat manusia itu gak pernah puas kan?). Tapi sih semua kembali ke masing-masing. Kalau gw sama suami sih berprinsip selama masih bisa memilih untuk hidup balance kenapa enggak?

Bukan cuma masalah keluarga, suami atau anak aja. Juga membagi waktu kita untuk orang tua Kita. Beberapa waktu yang lalu Gw sempet ngobrol di YM sama temen Gw di Wollonggong yang waktu itu lagi dikunjungi ibunya. Dia bilang "Gak kerasa yaa.. ngeliat orang tua lagi... udah tua".
"Maksudnya gimana?".
"Ya udah tua.. udah banyak keriputnya, udah sering gampang capek."
Memang gak kerasa ya.. Mama yang dulu heboh nganterin Gw les piano, les berenang, taekwondo trus sekarang mama gak berani lagi drive sendiri. Tangannya juga udah mulai keriput.. rambut putih.. Dan Gw juga belum puas membalas semua kebaikan orang tua Gw. Semoga Gw bisa mewujudkan impian Gw itu.

Btw, barusan juga nonton Clicknya Adam Sandler. Buat workaholic Moms n Dads yang belum nonton tontonan bagus nih.. to let your self more alert that in the end your work is not everything. Cause finally it will left you...

Would it be more than nice to have someone to look you in the eye when your face is start to wrinkle, n hold your hand when you hand is already too weak to move..?

No comments: